Beranda » TOKOH » Kiai NU se-Madura Serukan Ketenangan Jamaah di Tengah Polemik PBNU

Kiai NU se-Madura Serukan Ketenangan Jamaah di Tengah Polemik PBNU

Harian Madura

BANGKALAN, harianmadura.com – Sejumlah pengurus cabang Nahdlatul Ulama (NU) se-Madura Raya menggelar pertemuan khusus yang dihadiri para Rois Syuriah dan ulama dari empat kabupaten, Selasa (02-12-2025) malam.

Pertemuan tersebut diikuti antara lain oleh Rais Syuriah PCNU Bangkalan KH Muhammad Faisal Anwar, Rais Syuriah PCNU Sampang KH Syafiuddin Wahid beserta Mustasyar PCNU Sampang, Rais Syuriah PCNU Pamekasan KH Ali Rabbini, serta jajaran Rais Syuriah dari Sumenep.

Dalam forum itu para kiai menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi yang sedang terjadi di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Para ulama menilai kondisi tersebut harus segera disikapi dengan penuh kebijaksanaan agar tidak menimbulkan kegaduhan berkepanjangan.

Juru bicara para ulama tersebut, Kh. Syafik Rofi’i menyampaikan, para Rais Syuriah sepakat bahwa penyelesaian persoalan internal PBNU sepenuhnya harus dikembalikan kepada otoritas para ulama sebagai pemegang mandat tertinggi di NU.

“Tanfidziyah pun semestinya mengikuti garis keputusan para ulama demi kemaslahatan organisasi,” ujarnya

Melalui pernyataan bersama, para kiai mengajak seluruh warga NU tetap tenang, menjaga ukhuwah nahdliyah, serta memperbanyak munajat agar masalah yang terjadi segera mendapatkan jalan keluar terbaik—baik bagi PBNU, warga NU, maupun bangsa Indonesia.

“Stabilitas PBNU berdampak luas, sebab warga NU merupakan bagian mayoritas dari masyarakat Indonesia,” katanya.

Pertemuan tersebut juga dirangkai dengan munajat di Maqbarah Sayyidina Khalil dan dilanjutkan di kediaman yang pernah ditempati beliau.

Para ulama menjelaskan bahwa dipilihnya dua lokasi itu sebagai bentuk tabarruk sekaligus ikhtiar mengetuk hati para pengurus di pusat agar mampu menahan diri dan segera menempuh jalur islah.

Para kiai menyebut masyarakat telah menaruh perhatian besar terhadap persoalan ini, bahkan sebagian mulai memberikan penilaian negatif jika polemik tidak segera selesai.

“Kalau tidak segera islah, yang rugi bukan hanya NU, tetapi juga masyarakat secara moral dan sosial,” ucapnya. (San)

Tag;

Recent News

Terlewati

Pendidikan

Scroll to Top