PAMEKASAN, harianmadura.com – Menjelang musim tanam tembakau, kekhawatiran mulai dirasakan pelaku usaha dan pemerhati pertanian tembakau di Madura. Aconk Junaidi, Sekretaris Jenderal Lembaga Pengembangan Kesejahteraan Rakyat (LPKR), mengimbau para petani untuk lebih bijak menentukan luasan lahan dan jumlah tanaman tembakau yang ditanam tahun ini.
Ia menjelaskan, saat ini banyak gudang milik pabrikan dan pengepul yang masih penuh karena stok panen tahun lalu belum terserap secara optimal. Jika kondisi ini tidak diantisipasi sejak awal, dikhawatirkan harga jual tembakau akan turun drastis sehingga petani berisiko mengalami kerugian.
“Saya mengajak masyarakat, khususnya para petani tembakau, untuk mengurangi jumlah tanam tahun ini. Stok di gudang masih melimpah, dan jika panen berlebihan, dikhawatirkan tidak akan terserap pasar. Ini bisa menyebabkan harga jatuh dan merugikan petani sendiri,” jelas Aconk Junaidi, warga Jalan Cendana, Kadur, Pamekasan.
Ia menekankan pentingnya menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar. Menurutnya, bukan hanya kualitas tembakau yang penting, tetapi juga pengelolaan kuantitas agar petani bisa tetap mendapatkan nilai ekonomi yang layak.
“Jangan sampai kerja keras petani sia-sia karena pasar jenuh. Mari kita jaga keseimbangan antara produksi dan permintaan. Ini demi kesejahteraan petani juga,” tambahnya.
LPKR, sebagai lembaga yang aktif dalam pemberdayaan ekonomi rakyat, berkomitmen untuk terus mendampingi dan mengedukasi petani agar lebih tanggap terhadap dinamika pasar dan perubahan iklim usaha. (c1/aly)